Artikel • Gaya Hidup • Kisah di Balik Tanah Sunda Bagian #1
Nama suku bangsa dan nama bahasa. Demikian kata-kata yang awam terlintas saat mendengar sepenggal nama “Sunda”. Ya, Sunda memang terkenal sebagai jenis suku bangsa yang mendiami provinsi Jawa Barat, terutama kota Bandung sebagai ibukotanya. Namun, pernahkah pembaca mencoba menelusuri tentang istilah “Sunda” lebih dalam lagi? Terdapat beberapa fakta yang masih terombang-ambing dalam sejarah Sunda ini. Mitos dan isu pun bermunculan, diiringi oleh pendapat yang saling pro kontra satu sama lain.
Jadi, sebagai warga Bandung yang menapaki tanah barat Pulau Jawa, tak ada salahnya bila kita menelusuri jejak-jejak kisah dan mitos yang berkaitan dengan istilah “Sunda” ini, pembaca.
Kisah #1 : Tidak Ada Gajah Mada di Tanah Sunda
Pernahkah kamu menelusuri jalan-jalan di sepanjang Tanah Sunda, khususnya kota Bandung? Coba perhatikan satu per satu. Adakah sisipan nama “Gajah Mada” ataupun “Hayam Wuruk” bertengger di papan biru penunjuk nama jalan? Atau adakah nama-nama besar yang begitu tenar dalam buku sejarah ini menjadi nama julukan gedung-gedung di kota? Nihil. Nama Gajah Mada dan Hayam Wuruk seolah dihapuskan dalam kehidupan sehari-hari dan hanya cukup terucap manis dalam suratan kisah saja.
Banyak anggapan yang melatarbelakangi fenomena ini. Salah satunya adalah kisah dalam Kidung Sunda yang menceritakan kronologis terjadinya Perang Bubat, sebuah perang yang terjadi pada abad ke-14, antara Majapahit dengan Kerajaan Sunda di Pesanggrahan Bubat. Pada perseteruan tersebut, pemimpin Kerajaan Sunda kala itu, Maharaja Linggabuana gugur di medan perang. Konon, perpecahan ini dipicu oleh rasa sakit hati utusan Sunda karena telah dikhianati oleh Majapahit, terutama Patih Gajah Mada. Dari sini lah seakan muncul sebuah peraturan tak tertulis, nama Gajah Mada dan Hayam Wuruk tak boleh terpatri di tanah Sunda.
Kisah #2 : Bangsa Sunda adalah Bangsa Aria?
Alkisah, bangsa Aria disebut-sebut sebagai penghuni Iran-venj, sebuah dataran tinggi indah di antara Pegunungan Hindukus dan Himalaya. Suatu ketika, bangsa Aria yang memang mendekatkan diri dengan alam gaib mendapatkan sebuah wangsit untuk segera beranjak dari Iran-venj dan kemudian menyebar. Ada sebagian dari bangsa Aria ini mengganti nama menjadi bangsa Persi, yang kemudian berganti kembali menjadi negara Iran.
Sementara itu gerombolan bangsa Aria yang bertandang ke arah selatan, bertemu Pelabuhan Ratu dan mulai menetap di sana. Sejumlah kebudayaan penuh akulturasi pun menghiasi tanah Sunda. Tak heran bila cara ritual dari suku Baduy, suku asli Sunda, menyerupai tata cara peribadatan bangsa Hindu Aria.
Kisah #3 : Atlantis ada di Selat Sunda?
Atlantis. Namanya seringkali diidentikkan dengan misteri dan legenda tentang sebuah peradaban yang sangat maju. Namun, pernahkah mendengar sebuah isu yang cukup tersebar di kalangan para peneliti, bahwa Atlantis ada di Indonesia, tepatnya berada di Selat Sunda? Sebuah buku berjudul “Atlantis, The Lost Continent Finally Found, The Definitive Localization of Plato’s Lost Civilization” karya Profesor Arysio Santos, memaparkan fakta-fakta bahwa Atlantis berada di Indonesia, tepatnya di Paparan Sunda. Konon, di dalam Paparan Sunda yang mencakup Pulau Sumatra, Jawa dan Kalimantan ini, terdapat sebuah daratan luas yang disebut oleh dunia ilmiah Geologi Internasional bernama Sundaland. Sundaland itulah yang dipercaya sebagai Benua Atlantis yang hilang. Namun, tetap saja hal ini masih menimbulkan perdebatan. Belum ada fakta yang cukup kuat dalam mendukung teori ini.
***
Meskipun kisah-kisah ini belum memiliki cukup bukti dan fakta yang mendukungnya, namun, selaku warga Bandung, tak ada salahnya bila kita mengetahui dan meresapi sedikit informasi unik tentang istilah Sunda yang semula hanya dikenal sebagai suku bangsa yang menduduki wilayah Jawa Barat. Menarik dan tetap membuat penasaran bukan? Mari berbangga menjadi bangsa Indonesia dan lebih tepatnya menjadi bagian dari masyarakat Sunda! (CS)
Tags : -
Copyright © bandungreview and in association with idwebhost
List Komentar