Orang Sunda terkenal dengan guyonan khasnya yang segar. Tak heran ada yang beranekdot bahwa SUNDA adalah kependekan dari SUka bercaNDA. Tokoh yang diidentikkan dengan masyarakat Jawa Barat pun adalah seorang pria jenaka bernama Kabayan. Cerita Kabayan ini begitu populer di ranah Pasundan, hingga dituangkan dalam berbagai karya, mulai dari novel, buku dongeng, komik, hingga film dan sinetron. Ciri khas dari Kabayan ini adalah dialog-dialog segar, kerap mengandung kritik sosial yang disampaikan dengan bahasa yang dekat dengan keseharian masyarakat Sunda. Dari cerita Kabayan ini pula muncul beberapa kata yang terangkat  dan menjadi kosa kata baru bagi penggemarnya.

Beberapa kata populer dari cerita Kabayan antara lain :

1. Borokokok
Kata ini sering dilontarkan oleh Abah, ayah dari Nyi Iteung, kekasih Kabayan. Sebenarnya ini merupakan ungkapan rasa sentimennya terhadap Kabayan, yang kerap berlaku konyol sehingga terlihat pandir di mata Abah. Kata ini juga menjadi kata terpopuler yang identik dengan cerita Kabayan. Arti borokokok sendiri lebih mengarah pada sebutan pandirâ atau si bodoh.

2. Ontohod dan Belekok
Sebutan ini kurang lebih sama dengan borokokok, namun mempunyai aura sarkasme yang lebih dalam. Hingga kini, kedua kata tersebut dianggap sebagai umpatan atau ungkapan kekesalan bila menghadapi seseorang yang dianggap berperilaku nyeleneh atau tidak sesuai dengan kebiasaan normal.

3. Eleuh eleuh
Kata ini seringkali keluar dari mulut Ambu, ibunda Nyi Iteung. Kurang lebih artinya mirip dengan ya ampun dan dilontarkan saat menghadapi sesuatu yang begitu tidak biasa atau justru kacau, sambil mengurut dada.

4. Saba Kota
Kata ini dijadikan salah satu bagian dari judul film Kabayan, artinya adalah main ke kota. Kata ini pun menjadi istilah cukup populer dan digunakan sebagai tajuk acara-acara yang berhubungan dengan Bandung atau sekedar untuk mengajak untuk berkunjung ke kota Bandung.

Kosakata ala Kabayan ini tidak hanya digunakan di ranah Pasundan saja, tetapi juga terkenal di Tanah Air bahkan kerap digunakan dalam dialog-dialog cerita atau karya lainnya. Selain kata-kata yang mengocok perut, banyak hal yang dapat kita ambil dari cerita Kabayan, seperti falsafah hidupnya yang selalu gembira, otak kritisnya dalam menyikapi lingkungan sekitar, membuat hidup lebih sederhana namun tetap berarti. (HY/RA)

Tags : Bandung Review,
Belum ada komentar, mau menjadi yang pertama? Silahkan isi komentar Anda.
    SOCIAL MENU
    SEARCH
HOT PICK