Menjadi korban langganan banjir rasanya sih udah bukan hal yang aneh lagi untuk saya dan semua warga di lingkungan saya ini, sekali kena banjir bukan cuma air kotor yang menghampiri kami tetapi sampah-sampah yang ikut hanyut juga. Sebenarnya saya pun bingung apa penyebab banjir sebenarnya karena ada banyak orang yang menuturkan penyebabnya adalah karena sungai yang sudah semakin dangkal dan harus dikeruk tanahnya agar menjadi dalam kembali, tapi rasa-rasanya setelah hal ini dilakukan ya tetap saja banjir datang. Lalu katanya karena banyak saluran air yang terhambat sampah, ini memang benar juga salah satu penyebabnya dan kita hanya menganggap bahwa sampah itu terlihat hanya sedikit namun ketika sudah sampaì di muara sungai, lihatlah sebanyak apa sampah yang ada.. Mengerikan.

Sanitasi kota pun dianggap kurang baik karena di saluran air selalu terdapat sampah yang menggunung dan lumpur yang pekat, andai saja ada orang yang rela membersihkannya secara rutin agar mengurangi resiko terkena banjir. Ah mana mungkin ada, karena sampah sudah dianggap sebagai suatu hal menjijikan yang patut untuk dikucilkan padahal seharusnya tidak. Jika katanya orang bandung dikenal sangat kreatif, lantas di kemana kan ide-ide mereka itu? Dan jika hanya beberapa orang yang berusaha merubah kota Bandung tanpa ada dukungan dan bantuan dari warga Bandung itu akan menjadi hal percuma. Janganlah hanya mengandalkan orang lain jika diri sendiri pun masih mampu.

Pernah mendengar mengenai bank sampah? Iya, disini kita menabung sampah dan kita di bayar. Eits, tapi bukan sampah sembarangan, tentunya sampah yang masih bisa di manfaatkan untuk di daur ulang atau di buat kerajinan tangan. Di tangan seorang kreatif, hal yang tidak berguna pun dapat menjadi berguna kembali bukan? Kita bisa menabungkan sampah-sampah kita, kita mendapat uang, mereka dapat bahan untuk kerajinan tangan mereka, disini terjadi simbiosis mutualisme dimana keduanya mendapatkan keuntungan.. Misalnya dari bekas bungkus kopi, bisa dibuat tas, tempat pensil dan-lain lain. Ini membuat pemikiran kita berubah bahwa sampah tidak harus selalu menjijikan dan tidak berguna, jika jatuh ke tangan orang yang benar bisa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat kan?

Mengapa kita tidak memperbanyak hal positif seperti ini? Selain mengembangkan ide dan kreativitas, kita pun bisa memanfaatkan sesuatu yang sudah tidak berguna agar berguna kembali, kemudian kita pun bisa bersosialisasi dengan banyak orang karena pasti dengan adanya hal seperti ini kita akan di haruskan bertemu dengan banyak orang, mengurangi sampah yang akan terbuang begitu saja, akan ada banyak manfaat positif yang dihasilkan dari adanya bank sampah ini, orang-orang tidak akan merasa useless. Jadi mengapa tidak kita coba?

Lalu jika kita lihat dari lingkungan terkecil, misalnya diri kita sendiri. Bertanyalah pada diri kita sendiri, sudahkah kamu buang sampah pada tempatnya? Jika belum mungkin dirimu patut dapat hukuman dari dirimu sendiri, usahakan agar kau selalu ingat untuk tidak buang sampah sembarangan. Tanamkan kesadaran yang kuat pada diri sendiri, karena kesadaran diri lah yang menjadi pondasi awal agar terhindar dari permasalahan ini. Yang saya perhatikan di daerah rumah saya, yang sering sekali membuang sampah sembarangan adalah anak-anak yang kisaran usia nya 2-9 tahun. Ketika mereka bermain, mereka sering kali membuang sampah sembarangan, seenak mereka. Entah siapa yang memberi contoh pada anak-anak ini sehingga dari umur se dini itu anak-anak sudah di budayakan untuk membuang sampah sembarangan, tak mungkin lah jika guru-guru di sekolahnya tidak memberi tahu mereka jika tidak boleh membuang sampah sembarangan, guru-guru mereka pasti sering memberi tahu hanya saja mungkin faktor orang tua yang membimbing mereka dirasa kurang disini. Harusnya orang tua tidak lelah untuk memberi tahu anaknya agar tidak membuang sampah sembarangan, pola pikir anak agar membuang sampah ke tempat sampah harus di ciptakan dari sejak dini karena jika darì sejak dini mereka sudah dibentuk untuk menjadi orang yang membuang sampah sembarangan, apa jadinya nanti?

Kemarin, hari Senin, saya bersama teman saya dalam perjalanan menuju Pasteur melewati jalan Cikapayang dan ada masalah mengenai sampah yang menggunung di bawah Cikapayang, entahlah rasanya selain tidak enak dipandang, baunya pun begitu mengganggu dan sangat menyengat, belum lagi ada yang tinggal di bawah jalan layang dan bisa terjangkit penyakit. Yang menurut saya menjadi perhatian adalah karena ini adalah tempat yang strategis dekat dari tol Pasteur dimana akan banyak orang yang datang dari luar kota pasti akan melihat tumpukan sampah dan merusak citra atau image dari Kota Bandung sebagai Bandung Kota Kembang. Ada baiknya untuk merelokasi tempat pembuangan sampah ini.

Menurut saya, solusi-solusi yang bisa diberikan untuk mengatasi masalah sampah di Kota Bandung adalah:

1. Budidayakan dari sejak dini untuk membuang sampah pada tempatnya
2. Memisahkan antara sampah organik dan non-organik, sampah kering dan sampah basah, yang masih bisa di daur ulang dan tidak.
3. Membuat bank sampah.
4. Membuat komunitas kreatif yang mampu memanfaatkan sampah agar menjadi benda yang lebih bermanfaat.
5. Sediakan tempat sampah yang layak dan lebih banyak.
6. Sediakan tempat pengolahan sampah dan tempat pembuangan sampah sementara yang lebih luas untuk menampun sampah di Kota Bandung

Ini solusi menurutku, bagaimana menurutmu?

Tags : Bandung Review,
Belum ada komentar, mau menjadi yang pertama? Silahkan isi komentar Anda.
    SOCIAL MENU
    SEARCH
HOT PICK