Bandung Weather

Articles -> About Bandung

 

Mengulik Nama Unik Daerah-daerah di Bandung


Bandung,review,Bandungreview


Bandung dengan luas mencapai 16.767 hektar, setidaknya terbagi mencadi 26 daerah. Jika Anda mau mengulik lebih jauh. Sesungguhnya setiap daerah di Kota Kembang tersimpan arti yang cukup unik pada penamaannya, dimana hal ini berhubungan langsung dengan kebudayaan lokal. Kenalilah pola dari penamaan daerah-daerah di Bandung ini, niscaya Anda akan lebih mudah untuk menelusurinya

1. Kelompok “Ci”
Nama-nama daerah dalam kelompok ini adalah nama unik terbanyak yangn dapat Anda temui seantero Bandung. “Ci” adalah sebutan untuk “air” dalam bahasa Sunda. Nama daerah yang berawalan dengan kata “Ci-“ biasanya dihubungan dengan karakter air di daerah tersebut atau karena daerah tersebut dilalui aliran sungai. Beberapa contoh nama daerah yang diawali dengan kata “Ci” meliputi, Cimahi (cukup air), Cikapundung (nama sungai kecil di Bandung), Cibiru (air biru), Cihideung (air hitam), Cipaganti (air pengganti), dan masih banyak lagi.

2. Kelompok “nama depan sama”
Kelompok kedua adalah penamaan daerah dengan kata depan yang sama. Contohnya dapat dilihat pada kata “Babakan”, sebuah kata dalam bahasa Sunda, yang berarti “kampung baru”. Contoh daerah yang memakai nama ini adalah “Babakan Ciparay”, “Babakan Siliwangi”, “Babakan Ciamis”, “Babakan Asih”, dan lain-lain. Contoh lainnya adalah kata “Mekar” seperti “Mekar Asih”, “Mekar Wangi”, “Mekar Mulya”, dan sebagainya.

3. Kelompok “nama asing”
Selain dari kata-kata khas Bumi Priangan di atas, ternyata Bandung masih memakai nama dari bahasa asing untuk daerah tertentu, kebanyakan berasal dari bahasa Belanda, bangsa yang lebih dari tiga abad menjajah Indonesia. Beberapa daerah yang diberi nama dari bahasa Belanda antara lain Inhoftank (artinya di pengadilan tangki) dan Viaduct (dalam bahasa Indonesia berarti jembatan di atas jalan). Masyarakat Bandung yang berasal dari generasi tempo dulu pun masih sering menyebut beberapa tempat dengan nama lama mereka atau nama yang dipakai saat pendudukan Belanda di Bandung, seperti yang ditemukan pada Landraad (atau Badan Pertanahan) dan Bragaweg (artinya Jalan Braga).

Sebagai kota yang masih terus berkembang, nama-nama baru pun bermunculan di berbagai daerah di Bandung. Pergantian nama yang dilakukan oleh Pemerintah Kota kebanyakan adalah mengganti nama lama jalan- jalan utama di Bandung tersebut dengan nama pahlawan atau tokoh ternama dari Kota Kembang, seperti Ir. H. Djuanda untuk Dago, R.A.A. Wiranatakusumah menggantikan CIpaganti, K.H. Wahid Hasyim untuk Kopo, dan beraneka nama lainnya. Meskipun modernisasi nama jalan dan daerah ini sudah terjadi, nama-nama unik daerah di Bandung sebagai nama yang telah tercantum sejak dulu tetap terus diingat oleh warga Bandung, sebagai representasi khas dari kota tercinta ini. (FR/IF)

English Version ShareThis
Related Articles
07 September 2010 The Ali's Borromeus Duck
07 September 2010 Getting All Wet at Bandung’s Water Trip
06 September 2010 The Battle of Cendol Bandung
03 September 2010 The Frizzy Sweetheart of Bandung
02 September 2010 Which Bandung Molen are You ?

Kuis BRDC

Our Partners

little farmers at Bandung Review Budapest at Bandung Review WIN Parfum at Bandung Review Rumah CIBADUYUT at Bandung Review Kampung Gajah at Bandung Review