Dari

Have Fun With Us!

Artikel Gaya Hidup • Wayang Orang, Harta Terpendam Bangsa Indonesia

Wayang Orang, Harta Terpendam Bangsa Indonesia

Bandung,review,Bandungreview


Irama gamelan khas Jawa mengiringi setiap langkah yang bertelanjang kaki, tak lupa dengan selendang-selendang warna mencolok yang menjadi senjata andalan mereka. Hempas ke kanan dan lempar ke kiri, gerakan gemulai dicampurkan dengan gerakan perkasa, bercerita tentang sebuah legenda pewayangan di Indonesia. Percakapan dengan kosa kata yang menawan pun dijalankan, membuat para penonton terbius untuk mengikuti setiap alur kisahnya.

Wayang orang, ya.. mungkin kamu akan sangat jarang menyaksikan pemandangan unik ini beredar di sekitar kota Bandung yang kita cintai. Wayang orang memang berasal dari budaya Jawa, merupakan sebuah wayang yang menggunakan orang, sebagai lakon atau tokoh dalam cerita wayang tersebut. Baju adat yang membalut tubuh para lakon wayang orang ini meniru pakaian yang dikenakan oleh sosok wayang kulit. Mimik mukanya yang penuh penjiwaan pun senantiasa memberi arti tersendiri dalam gerakan-gerakan pertunjukkan wayang ini.

Dan, bahagianya kami – tim cinta budaya Bandungreview.com – akhirnya pada Rabu lalu (27/04) kami bisa menyaksikan sebuah pagelaran wayang orang yang jarang dapat ditemui, sebagai salah satu rangkaian acara Bandung Wayang Festival 2011, yang berlokasi di Gedung Serba Guna ITENAS (Institut Teknologi Nasional), Bandung. Suatu penampilan yang memukau, yang ternyata dipadati oleh pengunjung-pengunjung yang sangat penasaran dengan kepiawaian wayang orang ini.

Mengambil salah satu babak dalam kisah Mahabharata – perang saudara panjang dan berliku antara Pandawa dan Kurawa – wayang orang kali ini menceritakan tentang seorang Srikandi, yang merupakan putri kerajaan Panchala, buah hati dari Raja Drupada dan Dewi Gandawati. Meskipun Srikandi seorang wanita, namun ia lebih banyak diajarkan untuk menjadi seorang pria – konon berdasarkan sabda dewata. Srikandi yang merupakan seorang titisan dari Dewi Amba yang terbunuh oleh panas Bisma pun kemudian mengalami sebuah konflik diri yang selalu ada dalam setiap hati wanita, yaitu konflik percintaan. Ia ingin bebas, tak ingin melakukan sesuatu yang berada di luar keinginan hatinya. Terpikat hatinya oleh Arjuna, Srikandi merasa ada suatu pemberontakan dalam dirinya, karena saat itu Arjuna telah beristri. Hati gundah pun tertutupi karena Srikandi akhirnya memutuskan untuk menjadi seorang Senopati, yang maju ke medan perang melawan Bisma. Ya.. cerita berakhir dalam kisah Srikandi yang akhirnya menikah dengan Arjuna.

Srikandi dalam tokoh wayang orang ini sangatlah menonjolkan sisi emansipasi wanita, dimana wanita tak selamanya dijajah pria, dan wanita pun memiliki derajat yang sama dengan kaum pria. Terbukti sekali ketika Srikandi menawarkan dirinya untuk menjadi seorang Senopati di medan perang. Keberaniannya patut diacungi jempol dan setiap kekuatannya menjadi titik tolak kebangkitan wanita dalam kisah-kisah pewayangan Indonesia.

Ah, benar-benar seakan terbius seketika oleh keelokan gerakan para pemeran wayang orang ini. Srikandi yang lihai, gemulai namun tetap menunjukkan bahwa ia seorang wanita mandiri yang tangguh dan berani. Arjuna pun dikesankan sebagai seorang yang sangat tampan, dengan busur panah emasnya yang tak pernah lepas dari tangan, ia pun tampak sangat gagah perkasa. Satu lagi yang membuat kami terkesan, adalah harmonisasi gerakan yang sangat amat kompak dari satu pemeran wayang orang terhadap lakon lainnya, terutama gerakan perkasa penuh semangat yang diperlihatkan oleh para prajurit yang akan berperang. Hentakan kakinya sangat menunjukkan suatu perbedaan jelas antara gerakan wanita dan pria. Dan satu catatan kecil dari kami, perbedaan antara tokoh antagonis dan protagonist sangat terlihat. Protagonis terlihat sangat bercahaya, penuh kelembutan dan penuh aura. Sedangkan bagi para tokoh antagonis, yang tampak dari gerakannya adalah gerakan dengan arogansi tinggi, penuh nafsu dan terkesan sangat jahat.

Wayang orang yang telah menyihir kami seketika ini membuat kami tersadar, bahwa di luar kejayaan para boyband dari negara-negara lain nun jauh di sana, masih banyak kebudayaan Indonesia yang luar biasa yang patut kita lestarikan, dengan segala keindahan penuturan kata, dan juga gerakan gemulai yang memikat hati. Bukan tak boleh mengidolakan hiburan luar negeri, tetapi alangkah baiknya jika kita mulai membawa nama baik Indonesia ke atas permukaan dunia, salah satunya adalah dengan melestarikan setiap warisan budaya Indonesia yang sangat berharga ini. Jadi, siapa bilang wayang orang itu hanya untuk orang yang berkesan tua dan konservatif? Wayang bagi kita semua, kawan, dan kita sebagai bagian dari bangsa Indonesia wajib mencintainya sepenuh hati. Hidup kesenian Indonesia! (CS)

Tags : -

29 April, 2011 06:02:03
List Komentar
 
Tulis Komentar
Artikel Terkait
Bandung, Di Mata Mereka »
Taxibike: Taksi Motor Andalan Orang Bandung »
Telusuri Sejarah Bandung Bareng Mixi Imajimimetheatre »
Kemarin, Dasamuka dan Manusia »
Yuk Bikin Film ala Kamu Sendiri! »

Copyright © bandungreview and in association with idwebhost